Ok,
pada blog saya sengaja membahas tentang kontroversi multi level marketing.
Kebanyakan orang di Indonesia ini hanyalah ikut-ikut apa kata orang. Terkadang
kita hanya men-judge suatu masalah tanpa memertimbangkan aspek lainnya.
Contohnya
seperti MLM ini. Banyak bertebaran isu-isu tentang MLM, ada yang benar ada yang
salah. Yang benar mungkin ada dari beberapa penyelenggara MLM pernah menipu dan
tidak membayar membernya.
Yang
salah adalah ketika kita menganggap semua program MLM adalah menipu, cepat
kaya, tanpa kerja bisa kaya, dan menguntungkan upline.
Sebenarnya
MLM merupakan solusi bagi bangsa yang sedang gigihnya memunculkan wirausahawan
baru untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia ini.
MLM
pun bukanlah program cepat kaya atau tanpa berkerja orang bisa kaya. Pemikiran
seperti itu adalah salah besar. MLM sebenarnya sama seperti bisnis pada
umumnya, Anda menjual, Anda mengajak orang lain untuk menjadi distributor /
reseller Anda (dalam hal ini menjadi downline), dan distributor Anda menjual
kembali produk Anda, dan Anda pun mendapatkan untung.
Hal
itulah yang terjadi di setiap bisnis tak terkecuali MLM. Bukankah sistemnya
sama?
Jadi,
apa yang membuat MLM itu jelek?
Yang
membuat MLM itu ternodai tidak lain adalah orang yang menjalankan MLM itu
sendiri, ingatlah, setiap orang mempunyai tingkat pengertian tersendiri tentang
program yang dia ikuti itu.
Jika
pelaku MLM menjalankan program MLM dengan benar dan dengan transparan kepada
calon member, saya yakin Anda akan berkata MLM merupakan solusi.
Lihatlah
presentasi dari semua program MLM, dan saya yakin semuanya sangatlah logis dan
tidak ada unsur cepat kaya!
Spekulasi
dalam bisnis merupakan hal yang lumrah, misalnya jika Anda ingin mempunyai
distro, jadi Anda harus memperhitungkan cost
dan keuntungan yang kira-kira bisa Anda peroleh dalam sebulan.
Jika
1 baju Anda dapat untung sekitar Rp. 20.000, maka kalau 1 bulan Anda bisa
menjual 100 baju otomatis Anda akan mendapatkan untung Rp. 2.000.000.
Tapi
kembali lagi, itu hanyalah spekulasi, dan kondisi pasarlah yang menentukan.
Begitu juga MLM, ketika presentasi MLM, pasti Anda akan mendapat penjelasan
jika 1 minggu Anda mendapat 1 member, maka 1 bulan Anda mendapat 4 member, dan
member itu belanja sebesar Rp. 300.000, maka bonus yang Anda peroleh adalah
4x100.000= Rp.400.000.
Nah,
sekali lagi, itu hanyalah spekulasi! Kondisi
pasarlah yang menentukan. Sudah sangat jelas tidak ada unsur cepat kaya.
Semuanya hanyalah spekulasi dan target untuk menjadi kaya, jika Anda berhasil
mencapai target, dapat dipastikan Anda pun menjadi kaya.
Menguntungkan Upline
Inilah
yang selalu menjadi momok pembicaraan ketika kita membahas tentang MLM. Ingat,
di dunia nyata kita mengenal yang namanya siklus dari produsen hingga ke
konsumen.
Agar
lebih mudah saya berikan contoh.
PT.
Unilever memproduksi sabun Lux, dan mereka berkerjasama dengan para distributor
di seluruh tanah air untuk memasarkan sabun Lux, dan dari distributor dijualah
ke pengecer, seperti pemilik toko, dan dari pemilik toko barulah dijual
langsung ke konsumen.
Semua
itu dilakukan untuk mempercepat penjualan produk mereka, apa jadinya jika PT.
Unilever menjual sabun lux nya hanya pada 1 minimarket?
Jadi
jikalau Anda pemilik toko atau distributor, apakah Anda akan berpikir “Ah,kalau
saya jual sabun lux ini, pasti cuma menungtungkan si pemilik pabrik, jadi buat
apa saya jual?”
Yah,
itu hanyalah pemikiran orang bodoh. Dalam MLM pun berlaku siklus seperti
diatas. Dari si penyedia MLM memproduksi produknya dan merekrut Anda sebagai
distributor mereka dan Anda menjual atau memakai produk mereka, dan supaya
penjualan Anda meningkat, Anda merekrut lagi downline dan otomatis downline
akan menjadi upline juga kan?
Jadi,
masihkah Anda berpikiran MLM hanya untuk menguntungkan upline? Buang pikiran
itu jauh-jauh dari benak Anda, karena sesungguhnya MLM itu adalah solusi bagi
Anda yang ingin berwirausaha walau modal yang dikeluarkan relatif kecil.
Ingat,
sekecil apapun modal yang dikeluarkan tetaplah itu modal bisnis Anda.
Berpikirlah dan posisikanlah MLM seperti bisnis konvensional lainnya, dan
fokuslah, karena semuanya itu butuh kerja keras dan dengan Anda mengikuti
bisnis MLM ini, berpikirlah bahwa itu adalah bisnis Anda, bukan dana ibah
kepada upline Anda!
Semoga
tulisan ini dapat mengubah mindset Anda terhadap Multi Level Marketing.