Senin, 19 Maret 2012

Kontroversi MLM


Ok, pada blog saya sengaja membahas tentang kontroversi multi level marketing. Kebanyakan orang di Indonesia ini hanyalah ikut-ikut apa kata orang. Terkadang kita hanya men-judge suatu masalah tanpa memertimbangkan aspek lainnya.

Contohnya seperti MLM ini. Banyak bertebaran isu-isu tentang MLM, ada yang benar ada yang salah. Yang benar mungkin ada dari beberapa penyelenggara MLM pernah menipu dan tidak membayar membernya.

Yang salah adalah ketika kita menganggap semua program MLM adalah menipu, cepat kaya, tanpa kerja bisa kaya, dan menguntungkan upline.

Sebenarnya MLM merupakan solusi bagi bangsa yang sedang gigihnya memunculkan wirausahawan baru untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia ini.

MLM pun bukanlah program cepat kaya atau tanpa berkerja orang bisa kaya. Pemikiran seperti itu adalah salah besar. MLM sebenarnya sama seperti bisnis pada umumnya, Anda menjual, Anda mengajak orang lain untuk menjadi distributor / reseller Anda (dalam hal ini menjadi downline), dan distributor Anda menjual kembali produk Anda, dan Anda pun mendapatkan untung.

Hal itulah yang terjadi di setiap bisnis tak terkecuali MLM. Bukankah sistemnya sama?
Jadi, apa yang membuat MLM itu jelek?

Yang membuat MLM itu ternodai tidak lain adalah orang yang menjalankan MLM itu sendiri, ingatlah, setiap orang mempunyai tingkat pengertian tersendiri tentang program yang dia ikuti itu.

Jika pelaku MLM menjalankan program MLM dengan benar dan dengan transparan kepada calon member, saya yakin Anda akan berkata MLM merupakan solusi.

Lihatlah presentasi dari semua program MLM, dan saya yakin semuanya sangatlah logis dan tidak ada unsur cepat kaya!

Spekulasi dalam bisnis merupakan hal yang lumrah, misalnya jika Anda ingin mempunyai distro, jadi Anda harus memperhitungkan cost dan keuntungan yang kira-kira bisa Anda peroleh dalam sebulan.

Jika 1 baju Anda dapat untung sekitar Rp. 20.000, maka kalau 1 bulan Anda bisa menjual 100 baju otomatis Anda akan mendapatkan untung Rp. 2.000.000.

Tapi kembali lagi, itu hanyalah spekulasi, dan kondisi pasarlah yang menentukan. Begitu juga MLM, ketika presentasi MLM, pasti Anda akan mendapat penjelasan jika 1 minggu Anda mendapat 1 member, maka 1 bulan Anda mendapat 4 member, dan member itu belanja sebesar Rp. 300.000, maka bonus yang Anda peroleh adalah 4x100.000= Rp.400.000.

Nah, sekali lagi, itu hanyalah spekulasi! Kondisi pasarlah yang menentukan. Sudah sangat jelas tidak ada unsur cepat kaya. Semuanya hanyalah spekulasi dan target untuk menjadi kaya, jika Anda berhasil mencapai target, dapat dipastikan Anda pun menjadi kaya.

Menguntungkan Upline
Inilah yang selalu menjadi momok pembicaraan ketika kita membahas tentang MLM. Ingat, di dunia nyata kita mengenal yang namanya siklus dari produsen hingga ke konsumen.
Agar lebih mudah saya berikan contoh.

PT. Unilever memproduksi sabun Lux, dan mereka berkerjasama dengan para distributor di seluruh tanah air untuk memasarkan sabun Lux, dan dari distributor dijualah ke pengecer, seperti pemilik toko, dan dari pemilik toko barulah dijual langsung ke konsumen.

Semua itu dilakukan untuk mempercepat penjualan produk mereka, apa jadinya jika PT. Unilever menjual sabun lux nya hanya pada 1 minimarket?

Jadi jikalau Anda pemilik toko atau distributor, apakah Anda akan berpikir “Ah,kalau saya jual sabun lux ini, pasti cuma menungtungkan si pemilik pabrik, jadi buat apa saya jual?”

Yah, itu hanyalah pemikiran orang bodoh. Dalam MLM pun berlaku siklus seperti diatas. Dari si penyedia MLM memproduksi produknya dan merekrut Anda sebagai distributor mereka dan Anda menjual atau memakai produk mereka, dan supaya penjualan Anda meningkat, Anda merekrut lagi downline dan otomatis downline akan menjadi upline juga kan?

Jadi, masihkah Anda berpikiran MLM hanya untuk menguntungkan upline? Buang pikiran itu jauh-jauh dari benak Anda, karena sesungguhnya MLM itu adalah solusi bagi Anda yang ingin berwirausaha walau modal yang dikeluarkan relatif kecil.

Ingat, sekecil apapun modal yang dikeluarkan tetaplah itu modal bisnis Anda. Berpikirlah dan posisikanlah MLM seperti bisnis konvensional lainnya, dan fokuslah, karena semuanya itu butuh kerja keras dan dengan Anda mengikuti bisnis MLM ini, berpikirlah bahwa itu adalah bisnis Anda, bukan dana ibah kepada upline Anda!

Semoga tulisan ini dapat mengubah mindset Anda terhadap Multi Level Marketing.